Pada kesempatan ini saya akan share tentang sejarah
perkembangan islam di vietnam, share ini merupakan permintaan dari sobat blog
saya yang mudah-mudahan dapat membantu dan bermanfaat.
Dikutip :
dakwatuna.com
Vietnam merupakan negara Republik
Sosialis dan salah satu negara AsiaTenggara yang terletak di antara Kamboja dan
Republik Laos di bagian barat dan Cina di bagian utara.
Vietnam juga merupakan negeri animisme
yang memiliki banyak sejarah yang berdiri sejak 4 ribu tahun lalu dan
terdiri dari lebih 50 suku, dan setiap suku memiliki dan berbicara dengan
bahasa sendiri-sendiri, sementara bahasa Vietnam merupakan bahasa resmi mereka.
Sejarah masuknya Islam di Vietnam
Vietnam pernah
dikritik karena menjadi negara yang tidak ramah bahkan represif terhadap
pemeluk agama, terutama bagi penganut Islam. Padahal, Vietnam termasuk
negeri paling pertama di Asia yang bersentuhan dengan Islam. Disebutkan, pada
tahun 650 Khalifah Ustman bin Affan sudah mengirim utusan resmi yang pertama ke
daerah Vietnam sekarang yang pada waktu itu berada di bawah kekuasaan Dinasti
Tang di Cina.
Bukti lain
menyebutkan bahwa sebenarnya Islam masuk ke Vietnam mulai akhir abad ke-11,
yang dibawa oleh para pedagang India, Arab dan Persi yang singgah ke kawasan
itu. Namun jumlah pemeluk Islam di Vietnam mulai meningkat ketika Kesultanan
Malaka memperluas wilayah di saat Kerajaan Champa runtuh pada tahun 1471. Namun
Islam belum menjadi agama yang dikenal secara luas di kalangan Cham sampai
pertengahan abad ke-17. Islam baru mulai dikenal dan jumlah pemeluknya
bertambah ketika sekitar pertengahan abad ke-19, banyak Muslim Cham beremigrasi
dari Kamboja dan menetap di daerah Sungai Mekong.
Pada awal abad
ke-20, ketika Vietnam menjadi jajahan Perancis, kaum Melayu Islam mulai memiliki
pengaruh kuat pada orang Cham, dan masjid-masjid serta madrasah banyak
didirikani di daerah Selatan. Sejak masa itu, para ulama Melayu mulai memberi
khutbah di masjid-masjid dalam bahasa Melayu, dan mulai banyak orang belajar ke
madrasah-madrasah yang didirikan oleh orang Malayu Cham.
Setelah
kemerdekaan Vietnam, terutama selama masa perang (1957-1975), kehidupan
orang-orang Islam relatif terisolasi bahkan disisihkan. Nasib mereka bertambah
malang setelah perang berakhir dan seluruh Vietnam dikuasai Partai Komunis.
Tahun pertama masa Republik Sosialis Vietnam yang ditandai reunifikasi (penyatuan
kembali seluruh Vietnam), kehidupan umat Islam makin tertekan. Mereka
dilaporkan memang tidak mengalami kekerasan fisik, namun banyak masjid ditutup
oleh pemerintah dan orang-orang Islam dilarang berhubungan bahkan berbicara
dengan orang asing.
Tekanan tersebut
membuat banyak di antara penduduk Muslim Vietnam yang kemudian memilih
meninggalkan negeri mereka. Setelah berdirinya Republik Sosialis Vietnam pada
tahun 1976, tercatat sekitar 55.000 muslim Cham beremigrasi ke Malaysia, dan
1.750 orang lainnya diterima sebagai imigran oleh Negara Yaman.
Terjadinya
gelombang imigrasi yang hebat dari para Muslim Vietnam ini tidak lepas dari
perubahan politik dan kekuasaan di negara itu. Mereka yang tetap tinggal,
disebutkan memang tidak mendapatkan penganiayaan dan kekerasan. Namun mereka
tidak dapat beribadah menurut keyakinannya dan mengklaim bahwa masjid-masjid
banyak yang ditutup oleh pemerintah.
Setelah Doi Moi
Kehidupan orang
Islam di Vietnam membaik sejak Pemerintah Sosialis melancarkan kebijakan
Doi Moi (Renovasi) tahun 1986, dan negeri itu mulai membuka diri terhadap
dunia luar dan investasi asing. Sejak itu, orang asing yang datang ke Vietnam
mulai diizinkan untuk berbicara dengan Muslim pribumi dan melakukan ibadah
shalat bersama mereka. Kelompok atau komunitas Muslim mulai dibolehkan mengorganisasikan
diri mereka, dan masjid-masjid diizinkan kembali untuk digunakan sebagai tempat
ibadah, dan madrasah-madrasah juga dibolehkan memberikan pelajaran agama Islam.
Di Ho Chi Minh
City sudah berdiri sebuah Yayasan Islam sejak tahun 1991. Sementara di An Gian,
provinsi di perbatasan dengan Kamboja, organisasi umat Islam serupa sudah
terbentuk pula sejak tahun 2004. Organisasi komunitas Islam ini mempunyai
peran melayani dan menfasilitasi berbagai urusan umat Islam di selantan
Vietnam tersebut. Misalnya mengumpulkan dana untuk kegiatan dakwah dan
pendidikan umat Islam sampai mencarikan beasiswa dan mengirim pelajar-pelajar
muslim ke berbagai negara.
Organisasi dan
Yayasan Islam itu melakukan hubungan dengan negara-negara Islam dan
organisasi Islam internasional, terutama untuk mendapatkan kesempatan
pendidikan melalui beasiswa bagi pemuda-pemuda Muslim Vietnam. Di antara negara
yangmenampung pelajar Islam Vietnam adalah Malaysia, Indonesia, Arab Saudi,
Libya dan Mesir. Selain di sekolah agama, mereka juga belajar di perguruan atau
universitas umum. Negara yang menampung mahasiswa Vietnam terbanyak adalah
Malaysia dengan 50 pelajar dan mahasiswa –30 di antaranya belajar di
Universitas Islam Antarbangsa. Sementara di Saudi terdapat 15 orang, di Libya 5
orang, di Mesir 3 orang.
Sebagian mereka
ada yang telah lulus dan kembali ke negara mereka. Mereka yang berhasil
memperoleh ilmu terapan, rata-rata mendapatkan pekerjaan di berbagai perusahaan
yang beragam. Namun mereka yang bersekolah atau kuliah di bidang agama, yang
memperoleh ilmu syariah dan dakwah, umumnya sulit mendapatkan pekerjaan di
lembaga pemerintah dan swasta. Mereka inilah yang memerlukan bantuan
negara-negara dan organisasi Islam internasional untuk bekerja di bidang
dakwah, seperti menjadi imam masjid dan mubaligh, yang tentu saja perlu
mendapatkan penghasilan untuk menghidupi keluarga mereka.
Duta Besar RI di
Hanoi, Mayerfas, mengakui bahwa umat Islam di Vietnam kini sudah mulai bebas
menjalankan agama mereka. Sejak sepuluh tahun terakhir, sejumlah masjid baru
diizinkan dibangun atas bantuan negara-negara dan organisasi Islam
internasional. Masjid terbesar di Vietnam kini terdapat di Xuan Loc, Provinsi
Dong Nai, Vietnam Selatan. Masjid yang dibuka sejak tahun 2006 itu
pembangunannya dibiayai oleh Arab Saudi.
Namun di Kota
Hanoi sendiri, bahkan di seluruh kawasan Vietnam Utara, hanya terdapat satu
masjid sebagai sarana ibadah umat Islam yang rata-rata adalah keturunan asing,
diplomat dan staf kedutaan negara-negara Islam. Masjid Al-Noor yang terletak di
kawasan padat kota tua Hanoi itulah satu-satunya tempat “reuni” kaum muslimin
setiap hari Jumat.
Menurut
Mayerfas, Komite Masjid Al-Noor yang terdiri dari perwakilan negara-negara
anggota OKI pernah mengajukan kepada pemerintah Vietnam untuk dapat membeli
tanah bagi membangun masjid baru yang lebih besar dan representatif. “Namun,
surat tersebut tidak (belum) dijawab oleh pemerintah Vietnam,” kata Mayerfas.
Jumlah umat Islam dan daerah penyebarannya :
Menurut data
statistik dari situs departemen luar negeri Vietnam jumlah umat Islam di
Vietnam berjumlah 70.700 ribu jiwa. Data lain menyebutkan, jumlahnya antara
80.000 ampai 90.000 orang, atau kurang 1 permil jumlah penduduk. Dua pertiga
pemeluk Islam oyang asli Vietnam berasal dari suku minoritas Cham yang banyak
hidup di daerah Selatan seperti di Provinsi Binh Thuan, Ninh Thuan, An Giang,
Tay Ninh, Dong Nai, dan Ho Chi Minh City.
Khusus di Ho Chi
Minh City (dulu bernama Saigon), kota terbesar di Vietnam yang berpenduduk
sekitar 10 juta jiwa, terdapat sekitar 10.000 pemeluk Islam, namun di ibukota
negara Hanoi jumlahnya sangat sedikit, tak sampai seribu jiwa dari sekitar 8
juta penduduk kota itu. Sebagian besar adalah para ekspatriat (pekerja asing)
dan diplomat dan staf kedutaan dari negara-negara Indonesia, Malaysia, India
serta perwakilan negeri-negeri Arab dan Afrika Utara.
Di seluruh
Vietnam terdapat sekitar 100 masjid, lebih 99 persen ada di Selatan. Di Kota
Hanoi dan seluruh kawasan Utara hanya ada satu masjid. Itulah Masjid
Al-Noor yang dibangun awal abad ke-20 oleh komunitas kecil pedagang pedagang
Arab, India, dan orang-orang Melayu yang tinggal di kota itu. Permohonan
perwakilan negara-negara anggota OKI (Organisasi Konferensi Islam) di Vietnam
untuk dapat membeli tanah bagi membangun sebuah masjid yang lebih besar di
Hanoi tidak pernah dijawab oleh Pemerintah Partai Komunis negeri itu.
Mazhab Yang Diikuti Penduduk Islam
Vietnam
Terdapat dua
mazhab besar umat Islam di Vietnam yaitu :
1. Mazhab Sunni
Mazhab Sunni tersebar diseluruh penjuru negara kecuali
dua tempat antara TuanHan dan Ninh Thuan, dan mayoritas mereka menganut mazhab
Syafi’i.
2. Mazhab Bani
Mazhab Bani tersebar di daerah Ninh Thuan dan Binh
Thuan dan mazhab ini tidak banyak dikenal oleh umat Islam di dunia karena
memiliki ciri khusus domistik dan memiliki pengaruh kuat warisan dari
India yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam yang benar, seperti
menjadikan pemimpin untuk shalat mewakili jamaah, tidak ada perhatiandari para
pemimpin dengan jamaah mereka sehingga menyebar di tengah mereka ajaran-ajaran
syirik, dan tersebar di tengah mereka aktivitas yang tidak sesuai dengan
aqidahyang benar oleh karena kebodohan, sedikitnya ulama dan para dai.
Dan ketika
datang bulan Ramadhan mereka memisahkan diri dari istri-istri mereka sejak
awal bulan hingga akhir, karena mereka tinggal di masjid selama bulan Ramadhan,
dan banyak lagi permasalahan lainnya yang ada di sana. Boleh jadi
phenomena terjadi oleh karenakebodohan mereka terhadap Islam dan ajaran-ajaran
yang sebenarnya, dan terputusnyahubungan mereka dengan dunia Islam dalam waktu
lama sehingga mereka memilikikeyakinan apa yang dalam Islam dan bahkan hingga
mencapai pada tuduhan bahwamazhab sunni adalah bid’ah. Sebagaimana yang terjadi
di sana adanya perselisihan dan perdebatan tentang tema antara mereka dan
mazhab Sunni.
Pada tahun
1959 sebagai mereka umat Islam bagian selatan, khususnya umat Islam dikota Shai
Ghon, dan terjadi perkenalan dan dialog di tengah mereka tentang Islamsehingga
mereka memahami bahwa jamaah mereka jauh dari hakikat Islam, dan merekamulai
belajar dari mereka ajaran yang benar, dan juga memperbaharui keislaman
merekadan memperbaikinya. Kemudian kelompok ini pulang ke negeri mereka dan
mengajak masyarakat pada ajaran Islam yang bersih dan benar, maka dakwah
itupun berhadapandengan berbagai bentuk penolakan, pendustaan dan tuduhan dari
warga dan menganggapnya
sebagai bid’ah dan khurafat. Namun berkat karunia Allah SWT, mampumemenangkan
agama dari keyakinan yang menyimpang dan agama yang batil yangdiacuhkan kecuali
Allah mampu menyempurnakan cahaya-Nya sehingga sebagianmereka menerima dakwah
ini dengan penuh kepuasan dan kerelaan, dan akhirnya merekamemperbaharui dan
memperbaiki keislaman mereka.
Dan melalui ini terjadi titik tolak penting
dalam sejarah berupa bersinar kembali cahayaIslam di tengah mereka setelah
sebelumnya mengalami kejahilan di negeri mereka dalamwaktu yang lama, dan
akhirnya setiap hari terus bertambah orang-orang yang memperbaharui keislaman mereka.
Kemudian bertambah pula 4 pembangunan masjid di daerahtersebut, karena
keberadaan mereka dalam masjid-masjid yang ada dapat mengarah
pada perbedaan dan perdebatan. Adapun masjid yang dimaksud adalah masjid
Phuic Nhon,masjid An Xuan, masjid Van Lam, dan masjid Nho Lam dan semuanya
terdapat di propinsi Ninh Thuan.
Sementara
itu gerakan pembaharuan tidak mencakup propinsi Ninh Thuan,
sehingga penduduknya tetap berada pada keyakinan tersebut hingga datang
pembaharuan yangdibawa oleh sebagian pemuda Islam mereka pada tahun 2006,
sebagaimana sisa darimereka menerima gerakan ini dan bertambah jumlah mereka,
karena mereka betul-betulmembutuhkan orang yang bisa mengajarkan Islam kepada
mereka.
Kelompok-kelompok klasik umat Islam di vietnam
Umat Islam
Vietnam banyak yang loyal pada suku-suku beragam. Kelompok-kelompok klasik umat
Islam di vietnam dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Kelompok pertama
Muslim Tcham, yang merupakan kelompok mayoritas.
2. Kelompok kedua
Umat muslim yang berasal dari suku-suku yang beragam,
mereka adalah pedagang muslim yang datang dari negeri-negeri yang beragam
kemudian menikah darianak-anak negeri tersebut, seperti Arab, India, Indonesia,
Malaysia dan Pakistan, dan jumlah mereka merupakan kelompok terbesar dari
jumlah umat Islam secara keseluruhan.
3. Kelompok ketiga
Umat muslim yang berasal dari warga Vietnam asli dan
mereka adalah warga Vietnamyang masuk setelah berinteraksi dengan para pedagang
muslim dan komunikasi secara baik, seperti kampng Tan Buu pada bagian kota
Tan An, baik dengan masuknya wargakepada Islam atau mereka masuk Islam melalui
pernikahan.
Kondisi umat Islam di Vietnam
Umat Islam
adalah bagian dari penduduk negeri, maka dari itu kondisi mereka
sangat berhubungan dengan pertumbuhan negara dan kemajuannya. Dan kondisi
negara Vietnam sepanjang tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang pesat dan
prestasi yang banyak yang belum pernah dialami pada pemerintahan
sebelumnya. Pada tahun 2007, Vietnam resmi menjadi anggota organisasi negara
perdagangan internasional, setelahmampu berpartisipasi melakukan perbaikan
ekonomi dan meluas jaringannya pada beberapa tahun terakhir. Karena itulah
Vietnam menjadi salah satu dari negara yangmampu membangun beberapa komponen
perbaikan ekonomi dan membuka negara dihadapan investor asing dan perusahaan-perusahaan
swasta dengan jumlah milyaran dollar untuk menanamkan investasinya di
berbagai lini dan sektor yang beragam.
Dan jika dibandingkan dengan kondisi
umat pada kurun sebelumnya umat Islam saat ini mengalami perbaikan, sehingga
sebagian umat Islam mampu keluar dari sangkar kemiskinan dan ketiadaan,
bahkan berubah kondisi hidup mereka. Namun jumlahnya masih terbatas, karena
masih banyak dari umat Islam bahkan dalam jumlah yang begitu besar umat
Islam menghadapi berbagai problema kemiskinan dan permasalahan materi khususnya yang tinggal di luar dari
Ho Chi Minh City.
Pelajar Islam di Vietnam
Pada bidang
pendidikan, para pelajar Islam mampu masuk pada sekolah-sekolah
negeri,ma’had-ma’had (kejuruan) dan universitas-universitas baik yang ada di
dalam negerimaupun di luar negeri. Dan di antara negara yang dijadikan tempat
untuk belajar bagi pelajar Vietnam adalah Malaysia, Indonesia, Saudi,
Libia dan Mesir. Mereka mempelajari berbagai bidang ilmu dan spesialis.
Jumlah
pelajar Vietnam yang berada di Malaysia berjumlah 50 orang, dan yang
belajar di UII Kuala Lumpur berjumlah30 orang dan sisanya di sekolah-sekolah
umum dan ma’had-ma’had lainnya. Sementaradi Saudi terdapat 15 orang, di Libia 5
orang, di Mesir 3 orang. Dan sebagian mereka adayang telah lulus dan kembali ke
negara mereka, kemudian mendapatkan pekerjaan danmasih bisa melakukan pekerjaan
di berbagai perusahaan yang beragam. Dan kelompok ini adalah yang berhasil
meraih ilmu terapan, adapun yang berhasil mendapatkan ilmu-ilmu syariah seperti
kuliah syariah dan kuliah ushuluddin tidak mendapatkan pekerjaanresmi dan tidak
ada lembaga atau yayasan yang mau menampung mereka. Karena itumereka sangat
membutuhkan dukungan dari negara-negara Islam atau lembaga-lembagasosial
seperti mengangkat mereka sebagai duat dan memberikan mereka bantuan materiatau
gaji bulanan untuk dapat melakukan aktivitas dan agenda dakwah di
tengahmasyarakat mereka dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Agenda-agenda dakwah
Bahwa dakwah
kepada merupakan pekerjaan terbaik dan mulia, karena itu tidaklahseseorang
menunaikan tugas ini kecuali pasti mendapatkan ganjaran terbaik dan karuniadi
sisi Allah. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا
وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang menyerah diri?”
Ini
merupakan perhiasan paling berharga yang diberikan oleh Allah SWT bagi siapa
yangmenginginkan kebaikan dan kemenangan di dunia dan di akhirat. Sungguh,
tidak akan sia-sia bagi siapa yang menjalin hubungan erat kepada Allah dan
berpegang teguh kepadaNya.
Dan jika
setiap umat Islam bersungguh-sungguh menyeru orang yang ada di sampingnya kepada
Islam dan iman maka akan berubah jumlah Islam dan bertambah dari hari ke
hari.Karena kelompok Kristenisasi telah banyak bekerja keras dengan
mengorbankan hartayang begitu besar untuk mengkristenkan warga dengan berbagai
sarana, dan bahkanmereka bekerja siang dan malam hanya untuk menambah jumlah
mereka, sehingga bertambahlah jumlah mereka dan menjadi banyak.
Namun apa
yang dialami oleh dakwahIslam dan para dai manusia kepada Islam? Bukanlah
dakwah kita lebih berhak dan lebih baik? Kenapa kita bermalas-malasan
dalam berdakwah? Beruntunglah seorang dai yang menyeru manusia kepada Allah,
sebagaimana yang disabdakan nabi saw:
“لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ امْرَأً خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمُرِ النَّعَمِ”
“Sungguh, seseorang yang mendapat petunjuk melalui dirimu, maka itu lebih
baik daripada unta yang merah sekalipun”.
Dan untuk
merasakan dan memahami keutamaan ini, muslim Vietnam telah ikut andil pada
bidang dakwah ini.
Dakwah di Vietnam terbagi pada dua kelompok :
=>Dakwah
yang dilakukan oleh muslim Vietnam di luar negeri dan duat dari berbagai macam
lembaga dan yayasan dari luar negeri.
=>Dakwah
yang dilakukan oleh muslim Vietnam dari dalam negeri.
Dan di
antara agenda dakwah yang dilakukan pada kelompok pertama adalah:
=>Mendirikan
perkumpulan kelompok muslim yang hijrah ke Amerika perpustakaanIslam atau TU
SACH TIM HIEU ISLAM di Amerika. Dan pemiliknya telah banyak menulis
buku-buku keagamaan, dan menerjemahkan berbagai macam buku dari bahasaArab dan
Inggris ke bahasa Vietnam. Terutama terjemah makna-makna Al-Qur’an
ke bahasa Vietnam yang dilakukan oleh Sayyid Hasan Abdul Karim.
=>Muslim
Vietnam yang hijrah ke Perancis menerbitkan majalah ” VE NGUON ” setiap
3 bulan sekali, sebagai majalah yang memberikan perhatian dengan
makalah-makalah ke Islaman dan berbagai urusan agama dengan menggunakan bahasa
Vietnam.
=>Menerbitkan
Majalah berbahasa vietnam HAI DANG VA DOI SONG di Paris, yangmemberikan
perhatian pada penyebaran informasi terkini dan penting tentang Islamseperti
penemuan-penemuan ilmiah dan lain-lainnya. Dan pemilik majalah tersebut
telahmendirikan website khusus di internet untuk menyebarkan berbagai artikel
yang ada dimajalah yaitu www.haidang.org dan www.chanlyislam.net yang mana
keduanya
memiliki peranan penting dalam menyebarkan permasalahan yang
berhubungan denganagama Islam.
=>Usaha
lembaga An-Nuur charity dalam mengurusi pelajar Vietnam dengan
bentuk tarbiyah, sebagaimana berusaha mewujudkan adanya hubungan kerja
sama dan salingkenal antar pelajar.
Dan di antara agenda dakwah yang dilakukan oleh
muslim Vietnam di dalam negerinya adalah :
=>Mengajarkan
Al-Qur’an dan berbagai permasalahan tentang agama yang sesuai kepadaanak-anak
mereka di sekolah-sekolah yang berdekatan dengan masjid pada waktu sorehari.
=>Peranan
Jamaah Tabligh (JT) dalam mengingatkan manusia terhadap dan ajaran-ajarannya.
=>Kerja
keras personal
Kebutuhan umat Islam di Vietnam
=>Mendapatkan
dukungan dan support dari dunia Islam dengan mengangkat para duat,karena adanya
peraturan negara melarang masuknya duat asing.
=>Memberikan
dukungan untuk melakukan gerakan penerjemahan, karena mereka belum memiliki berbagai buku dengan bahasa
Vietnam. Bahkan pada tingkat sebagian umatIslam yang tidak mengetahui
prinsip-prinsip Islam dan pondasi-pondasinya, sehinggamereka hidup dalam
kondisi bodoh dan tidak mengetahui prinsip dasar Islam.
=>Meningkatkan
tingkat kehidupan umat Islam oleh karena kondisi ekonomi yang
tidak menentu, yaitu dengan cara memberikan investasi di berbagai tempat
umat Islam tinggal.
=>Lemahnya
perekonomian yang menghambat proses pendidikan, karena anak-anak umatIslam di
sana tidak mampu masuk dan melanjutkan pendidikan mereka di berbagaiuniversitas
karena kemiskinan dan kecilnya income untuk membayar cicilan universitasdan
juga buku-buku diktatnya.
=>Membangun
dan membuka sekolah yang mengajarkan manhaj pemerintahan dantsaqafah islamiyah
serta memberikan beasiswa pendidikan untuk pelajar Vietnam di berbagai
universitas Islam.Lembaga-lembaga dan yayasan-yayasan1.Perwakilan muslim Ho Chi
Minh City, atau yayasan Islam. Yayasan ini didirikan padatahun 1991, dan
pusatnya di Ho Chi Minh City, dan yayasan tersebut memberikan perhatian
terhadap berbagai urusan umat Islam yang di temukan di kota
tersebut.2.Perwakilan muslim An Giang. Dan perwakilan ini di dirikan pada tahun
2004, dan pusatnya terletak di perbatasan An Giang. Dan perwakilan ini
menjadi lembaga penting bagi warga muslim di perbatasan ini.
Lembaga-lembaga
dan yayasan-yayasan
=>Perwakilan
muslim Ho Chi Minh City, atau yayasan Islam. Yayasan ini didirikan pada tahun
1991, dan pusatnya di Ho Chi Minh City, dan yayasan tersebut memberikan
perhatian terhadap berbagai urusan umat Islam yang di temukan di kota tersebut.
=>Perwakilan
muslim An Giang. Dan perwakilan ini di dirikan pada tahun 2004, dan pusatnya
terletak di perbatasan An Giang. Dan perwakilan ini menjadi lembaga penting
bagi warga muslim di perbatasan ini.
Semoga
bermanfaat.....!!
» JANGAN LUPA LIKE N
Komentarnya Yeach...