Sesuai
dengan namanya, fungsi spesifik departemen ini adalah memproduksi atau membuat
barang sesuai dengan yang direncanakan. Bagian produksi ini adalah bagian yang
menciptakan nilai tambah. Di departemen ini komponen dirakit menjadi
sub-rakitan (sub-assembly), kemudian sub-rakitan dirakit lagi menjadi barang
jadi atau finish good. Bisa jadi hasil akhir dari pabrik tersebut adalah
sub-rakitan yang dijual ke perusahaan lainnya. Contohnya adalah PCB assembly,
wire assembly, dsb. Bisa jadi barang yang sudah jadi (finish good) yang sudah
dapat dijual ke pasar. Contohnya: digital camera, printer, scanner, dan
sebagainya.
Departemen ini biasanya dipimpin oleh seorang manager. Titel kepala departemen ini bisa Production Manager, Manufacturing Manager, Assembly Manager atau Operational Manager.
Pada
umumnya produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, maka perlu
dihitung tarif BOP untuk tiap departemen produksi yang dilalui oleh proses
pengolahan produk tersebut. Departementalisasi BOP adalah pembagian pabrik ke
dalam bagian-bagian yang disebut departemen atau pusat biaya yang dibebani
dengan BOP. Dalam departementalisasi BOP, tarif BOP dihitung untuk setiap
departemen produksi dengan dasar pembebanan yang mungkin berbeda diantara
departemen-departemen produksi yang ada. Oleh karena itu departementalisasi BOP
memerlukan pembagian perusahaan kedalam departemen- departemen untuk memudahkan
pengumpulan BOP yang terjadi.
Pengertian
Departementalisasi
BOP adalah membagi pabrik ke dalam departemen-departemen atau pusat
biaya
(cost center) untuk pembebanan BOP. Departementalisasi
BOP bermanfaat bagi perusahaan dalam :
1. Penentuan harga pokok produk
lebih teliti
Dapat
menentukan harga pokok lebih teliti karena penentuan tarif pembebanan BOP pada
masing-masing departemen didasarkan pada dasar pembebanan yang relevan dengan
departemen yang bersangkutan.
2. Pengendalian BOP dapat
dipertanggungjawabkan
Pengendalian
BOP dapat dipertanggungjawabkan, karena dengan departementalisasi maka
biaya-biaya suatu departemen secara langsung dan lengkap dapat
diidenrifikasikan dengan mandor atau pengawas yang harus bertanggung jawab di
departemen yang bersangkutan.
Departemen Produksi Dan Departemen
Pembantu
Pada
umumnya perusahaan manufaktur memiliki dua jenis departemen, yaitu departemen
produksi (production department) dan departemen pembantu (service department).
Departemen produksi adalah suatu departemen yang mengolah suatu produk dengan
mengubah bentuk atau sifat suatu bahan atau merakit suku cadang menjadi produk
selesai. Sedangkan departemen pembantu adalah suatu departemen yang
menghasilkan jasa di mana jasa tersebut diperlukan oleh departemen produksi
untuk memperlancar proses produksi. Dalam departementalisasi BOP umumnya tarif
BOP diterapkan untuk semua departemen produksi, sehingga tarif yang BOP yang
dibebankan kepada tiap departemen produksi dapat berbeda untuk setiap
departemen (multi tarif)
Biaya Overhead Pabrik Per Departemen
Dalam
hubungannya dengan departemen atau pusat biaya, BOP dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu : BOP langsung departemen dan
BOP tidak langsung departemen
1. BOP langsung departemen
BOP
langsung departemen adalah BOP yang dapat diidentifikasikan secara langsung
sebagai BOP departemen tertentu. Contoh BOP langsung departemen ini adalah
biaya bahan penolong, gaji mandor, lembur karyawan dan biaya penyusutan suatu
departemen.
2. BOP tidak langsung departemen
BOP
tidak langsung departemen adalah BOP yang_ dinikmati secara bersama-sama oleh
dua departemen atau lebih. Contoh BOP tidak langsung departemen antara lain
gaji pengawas departemen, biaya penyusutan gedung pabrik, biaya perbaikan dan
pemeliharaan gedung.
Penentuan Tarif Biaya Overhead
Pabrik Per Departemen
Pada
dasarnya penentuan tarif BOP per departemen adalah sama dengan penentuan tarif
BOP yang telah dibahas pada bagian sebelumnya, tetapi masalah yang timbul dalam
tiap langkah adalah berbeda. Tarif BOP tiap departemen dapat ditentukan dengan
mengikuti langkah- langkah sebagai berikut :
- Menyusun
anggaran BOP langsung dan BOP tidak langsung departemen untuk tiap-tiap
departemen pada tingkat volume kegiatan yang ditentukan.
- Melakukan
survei untuk menentukan dasar distribusi BOP tidak langsung kepada
departemen-departemen yang menikmatinya dan untuk menentukan dasar alokasi BOP
departemen pembantu ke departemen produksi.
-
Mendistribusikan
BOP tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmatinya.
- Mengalokasikan
BOP departemen pembantu ke departemen-departemen produksi.
- Menghitung
tarif BOP tiap departemen
Penyusunan Anggaran Bop Per Departemen
Untuk
keperluan penentuan tarif BOP tiap departemen perlu disusun anggaran BOP untuk
tiap departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu. Oleh
karena itu, dalam penyusunan anggaran BOP perlu diperhatikan sifat biaya dalam
hubungannya dengan pusat biaya atau departemen (BOP langsung dan tidak langsung
departemen). BOP tidak langsung departemen didistribusikan ke
departemen-departemen yang menikmatinya dengan menggunakan dasar Pembebanan
yang relevan.
Disamping
perlu diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan pusat biaya juga perlu
diperhatikan sifat biaya dalam hubungannya dengan volume kegiatan (biaya tetap
dan biaya variabel. Penggolongan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan
dalam rangka memecah tarif BOP ke dalam tarif BOP tetap dan tarif BOP variabel.
Pemecahan ini dilakukan untuk kepentingan analisis penyebab terjadinya selisih
antara BOP yang dibebankan dengan BOP yang sesungguhnya. Pada langkah pertama
penyusunan anggaran BOP tiap departemen ini ada beberapa langkah yang perlu
diperlakukan, yaitu :
- Penaksiran
BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun
anggaran
- Penaksiran
BOP tidak langsung departemen
- Distribusi
BOP tidak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
- Penjumlahan
BOP per departemen (baik BOP langsung maupun tidak langsung departemen) untuk
mendapatkan anggaran BOP per departemen (baik departemen produksi maupun
departemen pembantu)
Penaksiran BOP Langsung Departemen
Atas Dasar Kapasitas Yang Ditencanakan
Dalam
menyusun anggaran, BOP dibagi menjadi dua jenis, yaitu Biaya langsung
departemen (direct departemental expense?) dan biaya tidak langsung departemen
(indirect departemental expenses). Dalam perhitungan tarif BOP per departemen
produksi, BOP tidak langsung departemen ini harus didistribusikan terlebih
dahulu kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya.
Penaksiran BOP Tidak Langsung
Departemen
Setelah
BOP langsung ditaksir untuk setiap departemen, langkah berikutnya adalah
menaksir BOP tak langsung departemen yang akan dikeluarkan dalam tahun
anggaran. Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang
menikmatinya
Untuk
penentuan tarif, BOP tak langsung departemen harus didisjribusikan kepada
departemen-departemen yang menikmati manfaat berdasarkan salah satu dasar
distribusi diatas.
Penjumlahan BOP Per Departemen
Setelah
BOP tak langsung departemen didistribusikan kepada departemen-departemen yang
menikmati manfaat jasa departemen pembantu, langkah berikutnya adalah
menjumlahkan taksiran BOP langsung dan tidak langsung departemen dalam
tiap-tiap departemen. BOP per departemen ini kemudian dipisahkan menurut
perlakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan kedalam BOP tetap
dan BOP variabel.
Alokasi Bop Departemen Pembantu Ke
Departemen Produksi
Setelah
anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalah mengalokasikan
BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaat jasa
departemen pembantu. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi
dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut yaitu Metode Alokasi
Langsung (direct allocation methods) dan Metode Alokasi Bertahap (step
methods),
1. Metode Alokasi Langsung {direct
allocation methods)
Dalam
metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi
yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang
dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi
saja. Dalam metode ini tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa
departemen pembantu kin.
2. Metode Alokasi Bertahap (step
allocation methods)
Metode
bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak
hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu
yang lain. Misalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang
tidak~ hanya untuk departemen produksi saja, tetapi juga untuk departemen
pembantu lain. Begitu juga sebaliknya departemen listrik menerima jasa
perbaikan dan perawatan dari departemen bengkel. Oleh karena itu pada metode
ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu tersebut dialokasikan ke departemen
produksi, perlu diadakan alokasi BOP antar departemen pembantu yang saling
menikmati jasa tersebut. Sehingga alokasi BOP dari departemen pembantu ke
departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu mengalokasikan
BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian dilanjutkan dengan
mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi.
Nah, sekian
pembahasan saya kali ini mengenai Fungsi Departemen Produksi.
Semoga
bermanfaat..
» JANGAN LUPA LIKE N
Komentarnya Yeach...