Hackers, Crackers, dan Etika


Hackers, Crackers, dan Etika
Untuk mempelajari masalah keamanan, ada baiknya juga mempelajari aspek dari pelaku yang terlibat dalam masalah keamanan ini, yaitu para hackers and crackers.

Poshting ini tidak bermaksud untuk membahas secara terperinci masalah non-teknis (misalnya sosial) dari hackers akan tetapi sekedar memberikan ulasan singkat.

Hackers VS Crackers

HACKER. noun.
1. A person who enjoys learning the details of computer systems and how to stretch their capabilities - as opposed to most users of computers, who prefer to learn only the minimum amount necessary.
2. One who programs enthusiastically or who enjoys programming rather than theorizing about programming. (Guy L. Steele, et al., The Hacker’s Dictionary)
hacker /n./

1. A person who enjoys exploring the details of programmable systems and how to stretch their capabilities, as opposed to most users, who prefer to learn only the minimum necessary.
 2.One who programs enthusiastically (even obsessively) or who enjoys programming rather than just theorizing about programming.
3. A person capable of appreciating hack value.
4. A person who is good at programming quickly.
5. An expert at a particular program, or one who frequently does work using it or on it; as in `a Unix hacker'. (Definitions 1 through 5 are correlated, and people who fit them congregate.)
6. An expert or enthusiast of any kind. One might be an astronomy hacker, for example.
7. One who enjoys the intellectual challenge of creatively overcoming or circumventing limitations.
8. [deprecated] A malicious meddler who tries to discover sensitive information by poking around. Hence `password hacker', `network hacker'. The correct term for this sense is cracker.

Sementara itu menurut Concise Oxfor English Dictionary
hacker /n.
1. A person who or thing that hacks or cuts roughly.
2. A person whose uses computers for a hobby, esp. to gain unauthorized access to
data.

Istilah hackers sendiri masih belum baku karena bagi sebagian orang hacker mempunyai konotasi positif, sedangkan bagi sebagian lain memiliki konotasi negatif. Bagi kelompok yang pertama (old school), untuk pelaku yang jahat biasanya disebut cracker. Batas antara hacker dan cracker sangat tipis. Batasan ini ditentukan oleh etika, moral, dan integritas dari pelaku sendiri.

Paul Taylor dalam disertasi PhDnya mengungkapkan adanya tiga kelompok, yaitu Computer Underground (CU), Computer Security Industry (CSI), dan kelompok akademis. Perbedaan antar kelompok ini kadangkadang tidak tegas.

Untuk sistem yang berdomisili di Indonesia secara fisik (physical) maupun lojik (logical) ancaman keamanan dapat datang dari berbagai pihak.

Berdasarkan sumbernya, acaman dapat dikategorikan yang berasal dari luar negeri dan yang berasal dari dalam negeri. Acaman yang berasal dari luar negeri contohnya adalah hackers Portugal yang mengobrak-abrik beberapa web site milik pemerintah Indonesia.

Berdasarkan motif dari para perusak, ada yang berbasis politik, eknomi, dan ada juga yang hanya ingin mencari ketenaran. Masalah politik nampaknya sering menjadi alasan untuk menyerang sebuah sistem (baik di dalam maupun di luar negeri). Beberapa contoh dari serangan yang menggunakan alasan politik antara lain :
   Serangan dari hackers Portugal
yang mengubah isi beberapa web site milik pemerintah Indonesia dikarenakan hackers tersebut tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di Timor Timur. Selain mengubah isi web site, mereka juga mencoba merusak sistem yang ada dengan menghapus seluruh disk (jika bisa).
   Serangan dari hackers Cina dan Taiwan
terhadap beberapa web site Indonesia atas kerusuhan di Jakarta (Mei 1998) yang menyebabkan etnis Cina di Indonesia mendapat perlakukan yang tidak adil. Hackers ini mengubah beberapa web site Indonesia untuk menyatakan ketidaksukaan mereka atas apa yang telah terjadi.
   Beberapa hackers di Amerika
menyatakan akan merusak sistem milik pemerintah Iraq ketika terjadi ketegangan politik antara Amerika dan Irak.

Interpretasi Etika Komputasi

Salah satu hal yang membedakan antara cracker dan hacker, atau antara Computer Underground dan Computer Security Industry adalah masalah etika. Keduanya memiliki basis etika yang berbeda atau mungkin memiliki interpretasi yang berbeda terhadap suatu topik yang berhubungan dengan masalah computing. Kembali, Paul Taylor melihat hal ini yang menjadi basis pembeda keduanya. Selain masalah kelompok, kelihatannya umur juga membedakan pandangan (interpretasi) terhadap suatu topik. Salah satu contoh, Computer Security Industry beranggapan bahwa Computer Underground masih belum memahami bahwa “computing” tidak sekedar permainan dan mereka (maksudnya CU) harus melepaskan diri dari “playpen”.

Perbedaan pendapat ini dapat muncul di berbagai topik. Sebagai contoh, bagaimana pendapat anda tentang memperkerjakan seorang hacker sebagai kepala keamanan sistem informasi anda? Ada yang berpendapat bahwa hal ini sama dengan memperkerjakan penjarah (gali, preman) sebagai kepala keamanan setempat. Jika analogi ini disepakati, maka akibat negatif yang ditimbulkan dapat dimengerti. Akan tetapi para computer underground berpendapat bahwa analogi tersebut kurang tepat.

Para computer underground berpendapat bahwa hacking lebih mengarah ke kualitas intelektual dan jiwa pionir. Kalau dianalogikan, mungkin lebih ke arah permainan catur dan masa “wild west” (di Amerika jaman dahulu).

Perbedaan pendapat juga terjadi dalam masalah “probing”, yaitu mencari tahu kelemahan sebuah sistem. Computer security industry beranggapan bahwa probing merupakan kegiatan yang tidak etis. Sementara para computer underground menganggap bahwa mereka membantu dengan menunjukkan adanya kelemahan dalam sebuah sistem (meskipun sistem tersebut bukan dalam pengelolaannya). Kalau dianalogikan ke dalam kehidupan sehari-hari (jika anda setuju dengan analoginya), bagaimana pendapat anda terhadap seseorang (yang tidak diminta) yang mencoba-coba membuka-buka pintu atau jendela rumah anda dengan alasan untuk menguji keamanan rumah anda.

Hackers dan crackers Indonesia

Apakah ada hacker dan cracker Indonesia? Tentunya ada. Kedua “school of thought” (madzhab) hackers ada di Indonesia. Kelompok yang menganut “old school” dimana hacking tidak dikaitkan dengan kejahatan elektronik umumnya bergabung di berbagai mailing list dan kelompok baik secara terbuka maupun tertutup. Ada beberapa mailing list dimana para hackers bergabung, antara lain:
   Mailing list pau-mikro
Mailing list ini mungkin termasuk yang tertua di Indonesia, dimulai sejak akhir tahun 1980-an oleh yang sedang bersekolah di luar negeri (dimotori oleh staf PAU Mikroelektronika ITB dimana penulis merupakan salah satu motornya, yang kemudian malah menjadi minoritas di milis tersebut). Milis ini tadinya berkedudukan di jurusan elektro University of Manitoba, Canada (sehingga memiliki alamat pau-mikro@ee.umanitoba.ca) dan kemudian pindah menjadi paumikro@nusantara.net.
   Hackerlink
   Anti-Hackerlink, yang merupakan lawan dari Hackerlink
   Kecoa Elektronik yang memiliki homepage sendiri di
<http://k-elektronik.org>
   Indosniffing

Dan masih banyak lainnya yang tidak mau dikenal atau kelopok yang hanya semusiman (kemudian hilang dan tentuny muncul yang baru lagi) Selain tempat berkumpul hacker, ada juga tempat profesional untuk menjalankan security seperti di
   IDCERT - Indonesia Computer Emergency Response Team http://www.cert.or.id
   Mailing list diskusi@cert.or.id
   Mailing list security@linux.or.id

Nah, sekian pembahasan saya kali ini mengenai Hackers, Crackers, dan Etika.
Semoga bermanfaat..

» JANGAN LUPA LIKE N Komentarnya Yeach...

= Baca Juga Sob =



Ditulis Oleh : Unknown ~ Berbagi Ilmu Pengetahuan

Artikel Hackers, Crackers, dan Etika ini diposting oleh Unknown. Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link AKTIF artikel ini sebagai sumbernya. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar.

::..Get Free Daily Email Updates..::

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baru Lama HomE
to Top