Dari kitab : Zadul Ma’ad
fi hadyi khairi Ibad
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Ada sekelompok
orang yang tidak tahu menempatkan kedudukan Rasul sebagaimana layaknya,
beranggapan bahwa Rasulullah tak luput dari penyakit ini sebabnya yaitu tatkala
beliau melihat Zaenab binti Jahsy sambil berkata kagum: ” Maha Suci Rabb yang membolak-balik hati ” sejak itu Zaenab mendapat
tempat khusus di dalam hati Rasulullah SAW, oleh karena itu Beliau berkata
kepada Zaid bin Haritsah: ” Tahanlah ia
di sisimu hingga Allah menurunkan ayat :
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ عَلَيْهِ
أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي نَفْسِكَ مَا اللَّهُ
مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَاهُ ۖ فَلَمَّا قَضَىٰ زَيْدٌ مِنْهَا وَطَرًا
زَوَّجْنَاكَهَا لِكَيْ لَا يَكُونَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ حَرَجٌ فِي أَزْوَاجِ
أَدْعِيَائِهِمْ إِذَا قَضَوْا مِنْهُنَّ وَطَرًا ۚ
وَكَانَ أَمْرُ اللَّهِ مَفْعُولًا
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang
yang Allah telah melimpahkan ni`mat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi
ni`mat kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertakwalah kepada
Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya,
dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu
takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap isterinya
(menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi
orang mu'min untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila
anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah
ketetapan Allah itu pasti terjadi. (Al-Ahzaab:37)
Sebagain orang
beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi, bahkan sebagian
penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan
kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap
Alquran dan kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa yang
tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu perbuatan yang
Allah menjauhkannya dari diri Beliau Kisah sebenarnya, bahwa zainab binti Jahsy
adalah istri Zaid ibn Harisah (bekas budak Rasulullah) yang diangkatnya sebagai
anak dan dipanggil dengan Zaid ibn Muhammad. Zainab merasa lebih tinggi dibandingkan
Zaid.
Oleh Sebab itu
Zaid ingin menceraikannya. Zaid datang menemui Rasulullah minta saran untuk
menceraikannya, maka Rasulullah menasehatinya agar tetap memegang zainab,
sementara Beliau tahu bahwa Zainab akan dinikahinya jika dicerai Zaid. Beliau
takut akan cemoohan orang jika mengawini wanita bekas istri anak angkatnya.
Inilah yang disembunyikan Nabi dalam dirinya, dan rasa takut inilah yang tejadi
dalam dirinya. Oleh karena itu di dalam ayat Allah menyebutkan karunia yang
dilimpahkanNya kepada Beliau dan tidak mencelanya karena hal tersebut sambil
menasehatinya agar tidak perlu takut kepada manusia dalam hal-hal yang memang
Allah halalkan baginya sebab Allahlah yang seharusnya ditakutinya. Jangan
Sampai beliau takut berbuat sesuatu hal yang Allah halalkan karena takut
gunjingan manusia, setelah itu Allah memberitahukannya bahwa Allah langsung
Yang akan menikahkannya setelah Zaid menceraikan istrinya agar Beliau menjadi
contoh bagi umatnya mengenai kebolehan menikahi bekas istri anak angkat.
Adapun menikahi
bekas istri anak kandung maka hal ini terlarang sebagaimana firman Allah :
وَحَلَائِلُ
أَبْنَائِكُمُ الَّذِينَ مِنْ أَصْلَابِكُمْ وَأَنْ تَجْمَعُوا بَيْنَ الْأُخْتَيْنِ
إِلَّا مَا قَدْ سَلَفَ
(dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan
(dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi
pada masa lampau; (an-Nisaa :23).
Allah
berfirman dalam surat lain :
مَا كَانَ
مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ
النَّبِيِّينَ
Muhammad itu
sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. (al-Ahzaab: 40)
Allah
berfirman di pangkal surat ini :
وَمَا
جَعَلَ أَدْعِيَاءَكُمْ أَبْنَاءَكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ
قَوْلُكُمْ بِأَفْوَاهِكُمْ
dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai
anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu
saja.
(Al-Ahzaab:3). Perhatikanlah bagaimana pembelaan terhadap Rasulullah ini, dan
bantahan terhadap orang-orang yang mencelanya.
Tidak dipungkiri
bahwa Rasulullah sangat mencintai istri-istrinya. Aisyah adalah istri yang
paling dicintainy, namun kecintaannya kepada Aisyah dan kepada lainnya tidak dapat
menyamai cintanya tertinggi, yakni cinta kepada Rabbnya. Dalam hadis shahih :
Andaikata aku dibolehkan mengambil seorang kekasih
dari salah seorang penduduk bumi maka aku akan menjdikan Abu Bakar sebagai
kekasih.
(HR. Bukhari).
Semoga bermanfaat..
» JANGAN LUPA LIKE N Komentarnya Yeach...