Pada kesempatan
ini saya akan membahas tentang Aspek Atau
Service Dari Security, poshting ini
merupakan kelanjutan dari poshting sebelumnya yang membahas tentang Klasifikasi Kejahatan Komputer dan Sumber Lubang Keamanan Sistem Informasi.
Garfinkel
mengemukakan bahwa keamanan komputer
(computer security) melingkupi empat aspek, yaitu privacy, integrity,
authentication, dan availability. Selain keempat hal di atas, masih ada
dua aspek lain yang juga sering dibahas dalam kaitannya dengan electronic
commerce, yaitu access control dan non-repudiation.
Inti
utama aspek privacy atau confidentiality adalah usaha untuk
menjaga informasi dari orang yang
tidak berhak mengakses. Privacy lebih kearah data-data yang sifatnya privat
sedangkan confidentiality biasanya berhubungan dengan data yang diberikan ke
pihak lain untuk keperluan tertentu (misalnya sebagai bagian dari pendaftaran
sebuah servis) dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu tersebut.
Contoh hal yang berhubungan dengan privacy adalah e-mail seorang pemakai
(user) tidak boleh dibaca oleh administrator.
Contoh confidential
information adalah data-data yang sifatnya pribadi (seperti nama, tempat
tanggal lahir, social security number, agama, status perkawinan, penyakit yang
pernah diderita, nomor kartu kredit, dan sebagainya) merupakan data-data yang
ingin diproteksi penggunaan dan penyebarannya. Contoh lain dari confidentiality
adalah daftar pelanggan dari sebuah Internet Service Provider (ISP).
Untuk
mendapatkan kartu kredit, biasanya ditanyakan data-data pribadi. Jika saya
mengetahui data-data pribadi anda, termasuk nama ibu anda, maka saya dapat
melaporkan melalui telepon (dengan berpura-pura sebagai anda) bahwa kartu
kredit anda hilang dan mohon penggunaannya diblokir.
Institusi
(bank) yang mengeluarkan kartu kredit anda akan percaya bahwa saya adalah anda
dan akan menutup kartu kredit anda. Masih banyak lagi kekacauan yang dapat
ditimbulkan bila data-data pribadi ini digunakan oleh orang yang tidak berhak.
Ada
sebuah kasus dimana karyawan sebuah perusahaan dipecat dengan tidak hormat dari
perusahaan yang bersangkutan karena kedapatan mengambil data-data gaji karyawan
di perusahaan yang bersangkutan. Di perusahaan ini, daftar gaji termasuk
informasi yang bersifat confidential / rahasia.
Dalam
bidang kesehatan (health care) masalah privacy merupakan topik yang
sangat serius di Amerika Serikat. Health Insurance Portability and Accountability
Act (HIPPA), dikatakan akan mulai digunakan di tahun 2002, mengatakan bahwa
rumah sakit, perusahaan asuransi, dan institusi lain yang berhubungan dengan
kesehatan harus menjamin keamanan dan privacy dari data-data pasien. Data-data
yang dikirim harus sesuai dengan format standar dan mekanisme pengamanan yang
cukup baik. Partner bisnis dari institusi yang bersangkutan juga harus menjamin
hal tersebut. Suatu hal yang cukup sulit dipenuhi. Pelanggaran akan act ini
dapat didenda US$ 250.000 atau 10 tahun di penjara.
Serangan
terhadap aspek privacy misalnya adalah usaha untuk melakukan penyadapan (dengan
program sniffer). Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan privacy
dan confidentiality adalah dengan menggunakan teknologi kriptografi
(dengan enkripsi dan dekripsi).
Ada
beberapa masalah lain yang berhubungan dengan confidentiality. Apabila
kita menduga seorang pemakai (sebut saja X) dari sebuah ISP (Z), maka dapatkah
kita meminta ISP (Z) untuk membuka data-data tentang pemakai X tersebut? Di
luar negeri, ISP Z akan menolak permintaan tersebut meskipun bukti-bukti bisa
ditunjukkan bahwa pemakai X tersebut melakukan kejahatan. Biasanya ISP Z
tersebut meminta kita untuk menunjukkan surat dari pihak penegak hukum (subpoena).
Masalah privacy atau confidentiality ini sering digunakan sebagi pelindung oleh
orang yang jahat/nakal.
2. Integrity
Aspek
ini menekankan bahwa informasi tidak
boleh diubah tanpa seijin pemilik informasi. Adanya virus, trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah
informasi tanpa ijin merupakan contoh masalah yang harus dihadapi. Sebuah
e-mail dapat saja “ditangkap” (intercept) di tengah jalan, diubah isinya
(altered, tampered, modified), kemudian diteruskan ke alamat yang
dituju. Dengan kata lain, integritas dari informasi sudah tidak terjaga.
Penggunaan
enkripsi dan digital signature, misalnya, dapat mengatasi masalah
ini. Salah satu contoh kasus trojan horse adalah distribusi paket program TCP
Wrapper (yaitu program populer yang dapat digunakan untuk mengatur dan
membatasi akses TCP/IP) yang dimodifikasi oleh orang yang tidak bertanggung
jawab. Jika anda memasang program yang berisi trojan horse tersebut, maka
ketika anda merakit (compile) program tersebut, dia akan mengirimkan
eMail kepada orang tertentu yang kemudian memperbolehkan dia masuk ke sistem
anda. Informasi ini berasal dari CERT Advisory, “CA-99-01
Trojan-TCP-Wrappers” yang didistribusikan 21 Januari 1999.
Contoh
serangan lain adalah yang disebut “man in the middle attack” dimana
seseorang menempatkan diri di tengah pembicaraan dan menyamar sebagai orang
lain.
3. Authentication
Aspek
ini berhubungan dengan metoda untuk menyatakan bahwa informasi betul-betul
asli, orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-betul orang
yang dimaksud, atau server yang kita hubungi adalah betul-betul server yang
asli.
Masalah
pertama, membuktikan keaslian dokumen, dapat dilakukan dengan teknologi watermarking
dan digital signature. Watermarking juga dapat digunakan untuk menjaga “intelectual
property”, yaitu dengan menandai dokumen atau hasil karya dengan “tanda
tangan” pembuat.
Masalah
kedua biasanya berhubungan dengan access control, yaitu berkaitan dengan
pembatasan orang yang dapat mengakses informasi. Dalam hal ini pengguna harus
menunjukkan bukti bahwa memang dia adalah pengguna yang sah, misalnya dengan
menggunakan password, biometric
(ciri-ciri khas orang), dan sejenisnya. Ada tiga hal yang dapat ditanyakan kepada orang untuk menguji siapa dia:
• What you
have (misalnya kartu ATM)
• What you
know (misalnya PIN atau password)
• What you
are (misalnya sidik jari, biometric)
Penggunaan
teknologi smart card, saat ini kelihatannya dapat meningkatkan keamanan
aspek ini. Secara umum, proteksi authentication dapat menggunakan digital certificates.
Authentication
biasanya diarahkan kepada orang (pengguna), namun tidak pernah ditujukan kepada
server atau mesin. Pernahkan kita bertanya bahwa mesin ATM yang sedang kita
gunakan memang benar-benar milik bank yang bersangkutan? Bagaimana jika ada
orang nakal yang membuat mesin seperti ATM sebuah bank dan meletakkannya di
tempat umum? Dia dapat menyadap data-data (informasi yang ada di magnetic
strip) dan PIN dari orang yang tertipu. Memang membuat mesin ATM palsu tidak
mudah.
Tapi,
bisa anda bayangkan betapa mudahnya membuat web site palsu yang menyamar
sebagai web site sebuah bank yang memberikan layanan Internet Banking. (Ini
yang terjadi dengan kasus klikBCA.com.)
4.
Availability
Aspek
availability atau ketersediaan berhubungan dengan ketersediaan informasi ketika
dibutuhkan. Sistem informasi yang
diserang atau dijebol dapat menghambat atau meniadakan akses ke informasi.
Contoh hambatan adalah serangan yang sering disebut dengan “denial of
service attack” (DoS attack), dimana server dikirimi permintaan (biasanya
palsu) yang bertubitubi atau permintaan yang diluar perkiraan sehingga tidak
dapat melayani permintaan lain atau bahkan sampai down, hang, crash.
Contoh
lain adalah adanya mailbomb, dimana seorang pemakai dikirimi e-mail
bertubi-tubi (katakan ribuan e-mail) dengan ukuran yang besar sehingga sang
pemakai tidak dapat membuka e-mailnya atau kesulitan mengakses e-mailnya
(apalagi jika akses dilakukan melalui saluran telepon). Bayangkan apabila anda
dikirimi 5000 email dan anda harus mengambil (download) email tersebut melalui
telepon dari rumah.
5. Access
Control
Aspek
ini berhubungan dengan cara pengaturan akses kepada informasi. Hal ini biasanya
berhubungan dengan klasifikasi data (public, private, confidential, top secret)
& user (guest, admin, top manager, dsb.), mekanisme authentication dan juga
privacy. Access control seringkali dilakukan dengan menggunakan kombinasi
userid/password atau dengan menggunakan mekanisme lain (seperti kartu,
biometrics).
6. Non-repudiation
Aspek
ini menjaga agar seseorang tidak dapat menyangkal telah melakukan sebuah
transaksi. Sebagai contoh, seseorang yang mengirimkan email untuk memesan
barang tidak dapat menyangkal bahwa dia telah mengirimkan email tersebut. Aspek
ini sangat penting dalam hal electronic commerce.
Penggunaan
digital signature, certifiates, dan teknologi kriptografi secara
umum dapat menjaga aspek ini. Akan tetapi hal ini masih harus didukung oleh
hukum sehingga status dari digital signature itu jelas legal. Hal ini
akan dibahas lebih rinci pada bagian tersendiri.
Semoga bermanfaat..
» JANGAN LUPA LIKE N
Komentarnya Yeach...