Kusapa rembulan yang penuh bisu
Tersenyum tanpa ada jawab
Memendangku tiada henti
Berharap kata pelipur rindu
Jauh disudut pandangku
Terlukis indah wajah serimu
Tersenyum menebar pesona
Menitis dalam relung kalbuku
Tiga belas tahun berlalu sudah peristiwa kerusahan Mei 1998 ketika ratusan orang miskin dibumi hanguskan secara sistematis oleh kekuasan preatorianistik dan seketika itu juga peristiwa tersebut disiarkan televisi mancanegara. Kekerasan massal bernuansa rasila tersebut dibarengi oleh dua peristiwa sebelumnya yang tak kalah mengerikan yaitu penembakan empat mahasiswa Trisakti dan penculikan aktivis pro-demokrasi yang menentang rejim Orde Baru. Hingga kini tidak ada yang mau bertanggung jawab terhadap peristiwa tersebut.