Pejabat = Penjahat ? - Sepele memang,
rujukan dasar mengapa tersentak untuk kembali menulis di surat kabar. Sebuah view
yang seolah lumrah dalam kehidupan sosial di masyarakat. Pejabat, terbiasa di
dampingi Patwal dan diiringi antek-anteknya. Merinding bukan main, ketika suatu
waktu berpapasan dengan abringan pejabat tadi. Sudut mata saya tak salah
melihat seseorang bapak berdiri di tengah-tengah jalan. Tampaknya dia sedang
menunggu mobil-mobil plat merah habis dihadapannya, lantas dia melanjutkan
penyebrangannya. Saya bertanya dalam hati, kok rela ya si bapak mengunggu
sedemikian setia untuk menyebrang jalan, membiarkan mobil-mobil tersebut lewat,
lekas dia melanjutkan penyebrangannya. Jawab saya dalam hati “mungkin si bapak
tua (rakyat jelata) itu tidak ngeh, bahwa yang lewat sedemikian angkuh itu
memakai mobil miliknya.” Tapi kok aneh yang mengendarai dan yang menumpang di
dalam mobil nggak ngeh bahwa mobil yang ia tumpangi adalah mobil orang
yang ada di tengah jalan (si rakyat jelata itu).
Terjemahan | Kitab Negara Kertagama
Terjemahan - Sembah puji dari
hamba yang hina ini ke bawah telapak kaki sang pelindung jagat. Raja yang
senantiasa tenang tenggelam dalam samadi, raja segala raja, pelindung orang
miskin, mengatur segala isi negara. Sang dewa-raja, lebih diagungkan dari yang
segala manusia, dewa yang tampak di atas tanah. Merata, serta mengatasi segala
rakyatnya, nirguna bagi kaum Wisnawa, Iswara bagi Yogi, Purusa bagi Kapila,
hartawan bagi Jambala, Wagindra dalam segala ilmu, dewa Asmara di dalam cinta
berahi. Dewa Yama di dalam menghilangkan penghalang dan menjamin damai dunia.
Demikianlah
pujian pujangga sebelum menggubah sejarah raja, kepada Sri Nata Rajasa Nagara,
raja Wilwatikta yang sedang memegang tampuk tahta. Bagai titisan Dewa-Batara
beliau menyapu duka rakyat semua. Tunduk setia segenap bumi Jawa bahkan seluruh
nusantara. Pada tahun 1256 Saka, beliau lahir untuk jadi pemimpin dunia. Selama
dalam kandungan di Kahuripan telah tampak tanda keluhuran. Bumi
gonjang-ganjing, asap mengepul-ngepul, hujan abu, guruh halilintar
menyambar-nyambar. Gunung Kelud gemuruh membunuh durjana, penjahat musnah dari
negara. Itulah tanda bahwa Sanghyang Siwa sedang menjelma bagai raja besar.
Terbukti, selama bertakhta seluruh tanah Jawa tunduk menadah perintahnya.
Wipra, satria, waisya, sudra, keempat kasta sempurna dalam pengabdian. Durjana
berhenti berbuat jahat takut akan keberanian Sri Nata. Sang Sri Padukapatni
yang ternama adalah nenek Sri Paduka. Seperti titisan Parama Bagawati memayungi
jagat raya. Selaku wikuni tua tekun berlatih yoga menyembah Buda. Tahun 1272
kembali beliau ke Budaloka. Ketika Sri Padukapatni pulang ke Jinapada dunia
berkabung. Kembali gembira bersembah bakti semenjak Sri Paduka mendaki takhta.
Girang ibunda Tri Buwana Wijaya Tungga Dewi mengemban takhta bagai rani di
Jiwana resmi mewakili Sri Narendraputra.
Kejahatan yang Diagungkan | Penyesatan Opini
Ya, saya ingat kala kecil, adegan di tv tidak pernah
sejahat sekarang. Busana artispun sopan. Namun sekarang .....?!!
Anda bisa lihat artis-artis Indonesia memamerkan pahadengan leluasa, bergoyang keasyikan tidak sesuai isi lagu dan pamer dada di mana-mana.
Belum lagi di internet. Kejahatan moral luar biasa. Saya
sungguh tidak khawatir pada orang dewasa tetapi saya khawatir dengan anak-anak
kecil yang akan menjadi pengganti kita. Makanya sangat tidak rasional bila kuam
dewasa menjawab "kami 'kan tidak akan terpengaruh tontonan kami."
Saya senang Anda tidak terpengaruh, itu keren. Tapi bagaimana dengan
putra-putri kita?
Bahaya Komunisme Modern di Indonesia
Komunisme timbul bukan dimasa-masa kepemimpinan soeharto saja akan tetapi pada masa sekarang komunisme terus berkembang dan menutupi diri dengan berbagai kedok. Sebagai contoh : Para koruptor, mafia pajak dan sejenisnya, menurut saya mereka lebih berbahaya dari pada komunisme yang ada pada masa kepemimpinan soeharto dan lebih kejam lagi dari pada itu. Sehingga para koruptor, mafia pajak dan sejenisnya layaklah mendapat gelar sebagai KOMUNIS MODERN….!!!!!
Langganan:
Postingan (Atom)