Metode Full Costing dan Metode Variable Costing

Full Costing

Yakni merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Dikenal juga dengan  Absortion atau Conventional Costing.
Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap biaya produksi tetap, dan akan mempunyai akibat pada :
-          Perhitungan harga pokok produksi
-          Penyajian laporan laba-rugi.

Metode Full Costing

Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku                                                                    Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                                       Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik tetap                                       Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                                   Rp.  xxx.xxx

Harga Pokok Produk                                                  Rp.  xxx.xxx
Dengan menggunakan Metode Full Costing,

-       Biaya Overhead pabrik baik yang variabel maupun tetap, dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead yang sesungguhnya.
-    Selisih BOP akan timbul apabila BOP yang dibebankan berbeda dengan BOP yang sesungguh- nya  terjadi.

Catatan : 
Pembebanan BOP lebih (overapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih besar dari BOP yang sesungguhnya terjadi.
Pembebanan BOP kurang (underapplied factory overhead), terjadi jika jml BOP yang dibebankan lebih kecil dari BOP yang sesungguhnya terjadi.

-   Jika semua produk yang diolah dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead pabrik lebih atau kurang tsb digunakan untuk mengurangi atau menambah harga pokok yang masih dalam persediaan (baik produk dalam proses maupun produk jadi)
 -     Metode ini akan menunda pembebanan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya samapi saat produk yang bersangkutan dijual.

Variable Costing

Merupakan suatu metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga dengan istilah Direct Costing

Harga Pokok Produksi :

Biaya bahan baku                                                                       Rp.  xxx.xxx
Biaya tenaga kerja langsung                                           Rp.  xxx.xxx
Biaya overhead pabrik variabel                                      Rp.  xxx.xxx

Harga Pokok Produk                                                     Rp.  xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Variable Costing :
-      Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
-    Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.
-        Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang.

Penyajian Laporan Laba Rugi

Laporan Laba-Rugi
 ( Metode Full Costing )

Hasil penjualan                                                            Rp.     500.000
Harga pokok penjualan                                               Rp.     250.000 -
Laba Bruto                                                                  Rp.     250.000

Biaya administrasi dan umum                                       Rp.       50.000 - 
Biaya pemasaran                                                         Rp.       75.000 -
Laba Bersih Usaha                                                      Rp .    125.000

Ket :

Laporan Laba-rugi tsb menyajikan biaya-biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi dan umum.

Laporan Laba-Rugi
( Metode Variable Costing )

Hasil penjualan                                                                        Rp.  500.000
Dikurangi Biaya-biaya Variabel :
            Biaya produksi variabel                      Rp.  150.000
            Biaya pemasaran variabel         Rp.    50.000
            Biaya adm. & umum variabel             Rp.    30.000
                                                                                                            Rp.  230.000
Laba kontribusi                                                                       Rp.  270.000

Dikurangi Biaya Tetap
Biaya produksi tetap                           Rp.    100.000  
Biaya pemasaran tetap                                    Rp.      25.000
Biaya Adm & umum tetap                  Rp.      20.000
Rp.  145.000
Laba Bersih Usaha                                                                  Rp   125.000

Manfaat Informasi yang Dihasilkan oleh Metode Variable Costing

Laporan keuangan yang disusun berdasar metode Variable Costing bermanfaat bagi manajemen untuk :
(1)  Perencanaan laba jangka pendek 
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen  
Laporan laba-rugi variable costing menyajikan dua ukuran penting : (1) laba kontribusi dan (2) operating laverage. 
Hasil Penjualan                       :  Rp. 1000
Biaya Variabel                        :  Rp.   600
Laba Kontribusi                      :  Rp.   400
Biaya Tetap                                         :  Rp.   300
Laba Bersih                                         :  Rp.   100 
Ratio Laba Kontribusi            :  Laba kontribusi  = 400/1000
                                                                Hsl Penjualan
Operating Laverage                Laba kontribusi  = 400/100
                                                                Laba bersih 
Misal :
Dalam rencana anggaran diputuskan untuk menaikkan harga jual 12%. Maka dampak dari kenaikan ini terhadap laba jangka pendek dapat ditentukan : 
12% x 40%      =  4,8% 
Laporan laba rugi yang memisahkan biaya tetap dan variabel, memungkinkan juga manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.

(2)  Pengendalian Biaya 
Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan yakni : discretionary fixed cost dan committed fixed cost. 
Discretionary fixed cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap karena kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat dikendalikan oleh manajemen. 
Sedangkan committed fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek biaya tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.

(3)  Pengambilan Keputusan 
Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing dapat menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.
-          Perbandingan metode Full Costing dengan Variabel Costing
-          Perhitungan Rugi/Laba menurut metode Variable Costing
-          Pengumpulan biaya dalam metode Variable Costing
-          Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh metode Variabel Costing
-          Kelemahan metode Variable Costing
-          Variable Costing dengan metode Harga Pokok Pesanan
-          Variable Costing dengan metode Harga Pokok Proses


Nah, sekian pembahasan saya kali ini mengenai Metode Full Costing dan Metode Variable Costing.

Semoga bermanfaat..

» JANGAN LUPA LIKE N Komentarnya Yeach...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar