Keutamaan Berdzikir
Di dalam
Al-Qur`an dan As-Sunnah diterangkan tentang keutamaan berdzikir kepada Allah,
baik yang sifatnya muqayyad (tertentu dan terikat) yaitu waktu, bilangannya dan
caranya terikat sesuai dengan keterangan dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah,
tidak boleh bagi kita untuk menambah atau mengurangi bilangannya, atau
menentukan waktunya tanpa dalil, atau membuat cara-cara berdzikir tersendiri
tanpa disertai dalil baik dari Al-Qur`an ataupun hadits yang shahih/hasan.
Seperti berdzikir secara berjama’ah (lebih jelasnya lihat kitab Al-Qaulul
Mufiid fii Adillatit Tauhiid, Al-Ibdaa’ fii Kamaalisy Syar’i wa Khatharul
Ibtidaa’, Bid’ahnya Dzikir Berjama’ah, dan lain-lain). Atau
dzikir-dzikir yang sifatnya muthlaq, yaitu dzikir di setiap keadaan baik
berbaring, duduk dan berjalan sebagaimana diterangkan oleh ‘A`isyah bahwa
beliau berdzikir di setiap keadaan (HR. Muslim). Akan tetapi tidak boleh
berdzikir/menyebut nama Allah di tempat-tempat yang kotor dan najis seperti
kamar mandi atau wc.
Diantara
ayat yang menjelaskan keutamaan berdzikir adalah :
1. Firman
Allah,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada
kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kalian mengingkari
(nikmat)-Ku.” (Al-Baqarah:152)
2. Firman
Allah,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama)
Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (Al-Ahzaab:41)
3. Firman
Allah,
“Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang
mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan
perempuan yang benar/jujur, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bershadaqah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah
menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzaab:35)
4. Firman
Allah,
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً
وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ
الْغَافِلِين
“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan
rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (Al-A’raaf:205)
Adapun di
dalam As-Sunnah, Diantaranya :
1. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَثَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ
وَالَّذِيْ لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak
berdzikir kepada Allah adalah seperti orang yang hidup dan mati.” (HR.
Al-Bukhariy no.6407 bersama Fathul Bari 11/208 dan Muslim 1/539 no.779)
Adapun
lafazh Al-Imam Muslim adalah,
مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِيْ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ
وَالْبَيْتِ الَّذِيْ لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيْهِ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
“Permisalan
rumah yang di dalamnya disebut nama Allah dan rumah yang di dalamnya tidak
disebut nama Allah adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”
2. Dari
‘Abdullah bin Busrin radhiyallahu ‘anhu bahwa ada seorang laki-laki bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ya Rasulullah, sesungguhnya
syari’at Islam telah banyak atasku, maka kabarkan kepadaku dengan sesuatu yang
aku akan mengikatkan diriku dengannya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab,
لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Hendaklah
lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.” (HR. At-Tirmidziy
5/458 dan Ibnu Majah 2/1246, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/139 dan Shahiih
Sunan Ibni Maajah 2/317)
3.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ
حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ
أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa
membaca satu huruf dari Kitabullah maka dia mendapat satu kebaikan dan satu
kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif
laam miim satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf dan miim
satu huruf.” (HR. At-Tirmidziy 5/175, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/9
serta Shahiihul Jaami’ Ash-Shaghiir 5/340)
Zikir-zikir
Setelah Salam dari Shalat Wajib
Diantara
dzikir-dzikir yang sifatnya muqayyad adalah dzikir setelah salam dari shalat
wajib. Setelah selesai mengucapkan salam ke kanan dan ke kiri, kita disunnahkan
membaca dzikir, yaitu sebagai berikut:
1. Membaca :
أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ
اللهَ اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا
الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ
“Aku
meminta ampunan kepada Allah (tiga kali). Ya Allah, Engkaulah As-Salaam (Yang
selamat dari kejelekan-kejelekan, kekurangan-kekurangan dan
kerusakan-kerusakan) dan dari-Mu as-salaam (keselamatan), Maha Berkah Engkau
Wahai Dzat Yang Maha Agung dan Maha Baik.” (HR. Muslim 1/414)
2. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ, اللَّهُمَّ
لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا
الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Tiada
tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya
segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Ya
Allah, tidak ada yang dapat menolak terhadap apa yang Engkau beri dan tidak ada
yang dapat memberi terhadap apa yang Engkau tolak dan orang yang memiliki
kekayaan tidak dapat menghalangi dari siksa-Mu.” (HR. Al-Bukhariy 1/255 dan
Muslim 414)
3. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ
وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ
إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
“Tiada
tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya
segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Tiada
daya dan upaya serta kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah dan kami tidak
beribadah kecuali kepada Allah, milik-Nya-lah segala kenikmatan, karunia, dan
sanjungan yang baik, tiada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, kami
mengikhlashkan agama untuk-Nya walaupun orang-orang kafir benci.” (HR. Muslim
1/415)
4. Membaca :
سُبْحَانَ اللهُ
“Maha
Suci Allah.” (tiga puluh tiga kali)
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
“Segala
puji bagi Allah.” (tiga puluh tiga kali)
اَللهُ أَكْبَرُ
“Allah
Maha Besar.” (tiga puluh tiga kali)
Kemudian
dilengkapi menjadi seratus dengan membaca,
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada
tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya
segala kerajaan, dan pujian, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”
“Barangsiapa
mengucapkan dzikir ini setelah selesai dari setiap shalat wajib, maka
diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan. (HR. Muslim
1/418 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Dari
‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda, “Ada dua sifat (amalan) yang tidaklah seorang muslim
menjaga keduanya (yaitu senantiasa mengamalkannya, pent) kecuali dia akan masuk
jannah, dua amalan itu (sebenarnya) mudah, akan tetapi yang mengamalkannya
sedikit, (dua amalan tersebut adalah): mensucikan Allah Ta’ala setelah selesai
dari setiap shalat wajib sebanyak sepuluh kali (maksudnya membaca
Subhaanallaah), memujinya (membaca Alhamdulillaah) sepuluh kali, dan bertakbir
(membaca Allaahu Akbar) sepuluh kali, maka itulah jumlahnya 150 kali (dalam
lima kali shalat sehari semalam, pent) diucapkan oleh lisan, akan tetapi
menjadi 1500 dalam timbangan (di akhirat). Dan amalan yang kedua, bertakbir 34
kali ketika hendak tidur, bertahmid 33 kali dan bertasbih 33 kali (atau boleh
tasbih dulu, tahmid baru takbir, pent), maka itulah 100 kali diucapkan oleh
lisan dan 1000 kali dalam timbangan.”
Ibnu ‘Umar
berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu
jarinya) ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.”
Para
shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan
tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?“
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang
dari kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum
mengucapkan dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam
shalatnya (maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang
kebutuhannya (lalu dia pun pergi) sebelum mengucapkannya.” (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud no.5065, At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah
no.926 dan Ahmad 2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh
Salim Al-Hilaliy 1/204)
Kita boleh
berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan
ditambah tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali, yang penting konsisten,
jika memilih yang 10 kali maka dalam satu hari kita memakai dzikir yang 10 kali
tersebut.
Hadits ini
selayaknya diperhatikan oleh kita semua, jangan sampai amalan yang sebenarnya
mudah, tidak bisa kita amalkan.
Tentunya
amalan/ibadah semudah apapun tidak akan terwujud kecuali dengan pertolongan
Allah. Setiap beramal apapun seharusnya kita meminta pertolongan kepada Allah,
dalam rangka merealisasikan firman Allah,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya
kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.” (Al-Faatihah:4)
5. Membaca
surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah shalat Zhuhur,
‘Ashar dan ‘Isya`. Adapun setelah shalat Maghrib dan Shubuh dibaca tiga
kali. (HR. Abu Dawud 2/86 dan An-Nasa`iy 3/68, lihat Shahiih Sunan At-Tirmidziy
2/8, lihat juga Fathul Baari 9/62)
6. Membaca
ayat kursi yaitu surat Al-Baqarah:255
Barangsiapa
membaca ayat ini setiap selesai shalat tidak ada yang dapat mencegahnya
masuk jannah kecuali maut. (HR. An-Nasa`iy dalam ‘Amalul yaum wal lailah
no.100, Ibnus Sunniy no.121 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam
Shahiihul Jaami’ 5/339 dan Silsilatul Ahaadiits Ash-Shahiihah 2/697 no.972)
7. Membaca :
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Sebagaimana
diterangkan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua tangannya dan berkata,
“Ya Mu’adz, Demi Allah, sungguh aku benar-benar mencintaimu.” Lalu beliau
bersabda, “Aku wasiatkan kepadamu Ya Mu’adz, janganlah sekali-kali engkau
meninggalkan di setiap selesai shalat, ucapan...” (lihat di atas):
“Ya
Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan
beribadah dengan baik kepada-Mu.” (HR. Abu Dawud 2/86 dan dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albaniy dalam Shahiih Sunan Abi Dawud 1/284)
Do’a ini
bisa dibaca setelah tasyahhud dan sebelum salam atau setelah salam. (‘Aunul
Ma’buud 4/269)
8. Membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ,
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ
“Tiada
tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya
segala kerajaan, dan pujian, yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha
Berkuasa atas segala sesuatu.”
Dibaca
sepuluh kali setelah shalat Maghrib dan Shubuh. (HR. At-Tirmidziy 5/515
dan Ahmad 4/227, lihat takhrijnya dalam Zaadul Ma’aad 1/300)
9. Membaca :
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا
وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya
Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik
dan amal yang diterima.” Setelah salam dari shalat shubuh. (HR. Ibnu
Majah, lihat Shahiih Sunan Ibni Maajah 1/152 dan Majma’uz Zawaa`id 10/111)
Semoga kita
diberikan taufiq oleh Allah sehingga bisa mengamalkan dzikir-dzikir ini,
aamiin.
Wallaahu
A’lam.
Maraaji’:
Hishnul Muslim, karya Asy-Syaikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthaniy,
Shahiih Kitaab Al-Adzkaar wa Dha’iifihii, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy dan
Al-Kalimuth Thayyib, karya Ibnu Taimiyyah.
Sumber:
Dikutip dari
Salafy.or.id offline Penulis: Bulletin Al Wala wal Bara,judul: Seputar masalah
shalat (dzikir setelah shalat)
Semoga
bermanfaat.....!!
» JANGAN LUPA LIKE N
Komentarnya Yeach...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar