Siapakah Plato?
Pertanyaan ini akan dijawab dengan mudah bagi siapapun yang pernah
membaca buku filsafat Yunani Klasik. Plato adalah salah satu dari filsuf besar
Yunani yang hidup sekitar abad ke-4 SM yang gagasannya banyak dikembangkan oleh
era filsafat maupun para pemikir selanjutnya, termasuk gagasan-gagasan
keagamaan dikemudian hari yang juga menjadi perhatian Plato dibawah pengaruh
Ofirisme Phytagoras.
Sedikit banyak, setelah masa filosofis, Plato mentransformaiskan pemikirannya
ke wilayah relijius dengan gagasannya tentang Idea dan Cinta atau Eros
sebagaipendorong gerak untuk mencari hakikat dari kehidupan. Dalam buku
Mohammad Hatta, “Alam Pikiran Yunani’, ia digambarkan sebagai orang paling
bijak yang pernah dilahirkan sejak era Phytagoras dan sebelum Aristoteles
dilahirkan. Setidaknya demikianlah yang diyakini oleh mereka yang mengenal
benar pikiran Plato. Salah satunya yang kontroversial dan mengundang pertanyaan
banyak orang dan para arkeolog adalah hipotesis metaforisnya tentang Atlantis
sebagai Benua Yang Tenggelam, yang konon digambarkan Plato sebagai suatu pulau
atau anak benua “Nesos” atau “Continent” dimana peradaban manusia masa kini berasal.
Demikian tingginya peradaban manusia Atlantis sampai-sampai kesombongan
hinggap pada para penduduknya dan dalam sekejap mata menurut taksiran para ahli
purbakala yang berminat membuktikan keberadaan Benua Atlantis, benua itu lenyap
ditelan tsunami yang sekarang disebut Atlantik. Jadi peristiwa lenyapnya Atlantis
mirip dengan Gempa bawah Laut dan Tsunami yang menimpa Serambi Mekah pada
tanggal 26-12-2004 yang lalu. Apa sebenarnya yang tersembunyi benak Plato
ketika menguraikan tentang Atlantis, dan apa hubungannya dengan kita yang jauh dari
Yunani ini?
ATLANTIS
Atlantis sebagai suatu gambaran Benua Yang Hilang sebenarnya muncul dalam
buku Plato yang diungkapkan dengan format dialog yaitu trilogi “Timaeus” dan “Critias”
yang ditulisnya pada tahun 370 SM. Kisah Atlantis diungkapkannya di dialog
Timaeus dan Critia meskipun, nampaknya Atlantis merupakan suatu penjelasan
tentang Republic sebagai dialog yang menguraikan gagasannya tentang sistem
sosial kemasyarakatan yang disebut Republic yang kelak mempengaruhi
bentuk-bentuk sistem sosial kenegaraan di masa depan.
Informasi yang disampaikan Plato tentang Atlantis secara garis besar sering
ditafsirkan bahwa wilayah yang terletak antara Samudera Atlantik dekat selat
Gibraltar sekitar 11.600 sebelum sekarang atau hari ini (jadi sekitar 9000
tahun sebelum masa Plato) mengalami suatu kehancuran besar-besaran karena
adanya suatu gejala alam yang menghancurkan. Plato menggambarkan Atlantis
sebagai suatu lingkupan daratan dan lautan, dengan istananya yang terletak di
bagian tengah yang disebut “Mata Sapi”. Dalam risalahnya itu, Plato sebenarnya
menggambarkan serangkaian dialog untuk mengekspresikan gagasannya dengan
melalui suatu rangkaian dialog dan perdebatan dari berbagai karakter dalam bukunya
itu.
Kata Atlantis dalam bahasa Yunani berati “Pulau Atlas”. Atlas adalah nama
Dewa Penyangga Bumi yang namanya sekarang menjadi nama yang khas karena
digunakan sebagai buku yang berisi kumpulan peta geografis dunia. Jadi, arti
Atlantis sebenarnya secara harfiah adalah Lautan Atlas, atau lautan yang mendukung
bumi yang sejatinya menyembunyikan arti “lautan” sebagai “air” di Planet Bumi
yang 2/3 diantaranya dikelilingi oleh ‘Air”. Jadi, pengertian metaforis Lautan
Atlantis atau Atlantis itu sendiri berkaitan dengan arti dan makna “Kehidupan”
yang dikenal oleh manusia di Planet Bumi sebagai realitas atau dimaknai oleh
manusia sebagai realitas melalui pengetahuannya dimana realitas itu lahir
diatas air sebagai kehidupan yang bertopang pada suatu sendi yang kelak diartikulasikan
sebagai Asma, Sifat dan Perbuatan Tuhan yang menjadi bangunan kerajaan Tuhan
yaitu Arasy. Dus, dengan demikian yang dimaksudkan dengan Atlantis bukanlah
Benua secara harfiah namun manusia dengan pengetahuannya yang mencerap
kehidupannya sebagai suatu realitas. Sebagai Atlas, maka Atlantis adalah
kumpulan manusia, pengetahuannya, dan peradabannya serta konsekuensi terbaik
dan terburuknya yang diungkapkan secara metaforis dengan tenggelamnya Benua
Atlantis.
Tenggelamnya benua Atlantis sejatinya tenggelamnya manusia karena
ditenggelamkan kesombongannya karena ketidakmampuannya mempertahankan
keseimbangan tatanan kehidupan sebagai syarat dasar kontinuitas kehidupan itu
sendiri yang menjadi ciri Adanya Dia Yang Maha Hidup dan Maha Mematikan. Gagasan,
dialog, dan karakter adalah suatu ciri khas yang muncul dalam tulisan-tulisan
Plato untuk menggambarkan suatu realitas yang terpikirkan oleh manusia.
TTC : Untuk lebih jelasnya silahkan anda
dowload sendiri dengan mengklik link dibawah ini.
Jejak Sejarah Pengetahuan Manusia (Atlantis) (Ebook Gratis)
NB : Jika link download diatas tidak berfungsi silahkan
tinggalkan komentar di form komentar dibawah ini agar secepatnya dapat
diperbaiki.
Semoga
bermanfaat.....!!
» JANGAN LUPA LIKE N
Komentarnya Yeach...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar