Pengertian Keamanan Jaringan

Pada era global ini, keamanan sistem informasi berbasis Internet harus sangat diperhatikan, karena jaringan komputer Internet yang sifatnya publik dan global pada dasarnya tidak aman. Pada saat data terkirim dari suatu terminal asal menuju ke terminal tujuan  dalam Internet, data itu akan melewati sejumlah terminal yang lain yang berarti akan memberi kesempatan pada user Internet yang lain untuk menyadap atau mengubah data tersebut.

Sistem keamanan jaringan komputer yang terhubung ke Internet harus direncanakan dan dipahami dengan baik agar dapat melindungi sumber daya yang berada dalam jaringan tersebut secara efektif. Apabila ingin mengamankan suatu jaringan maka harus ditentukan terlebih dahulu tingkat ancaman (threat) yang harus diatasi, dan resiko yang harus diambil maupun yang harus dihindari. Berikut ini akan dibahas mengenai ancaman (threat) , kelemahan, dan Policy keamanan (security policy) jaringan.

Ancaman

Pada dasarnya, ancaman datang dari seseorang yang mempunyai keinginan memperoleh akses ilegal ke dalam suatu jaringan komputer. Oleh karena itu, harus ditentukan siapa saja yang diperbolehkan mempunyai akses legal ke dalam sistem, dan ancaman-ancaman yang dapat mereka timbulkan. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penyusup dan, sangat berguna apabila dapat membedakan tujuan­tujuan tersebut pada saat merencanakan sistem keamanan jaringan komputer. Beberapa tujuan para penyusup adalah :
1.   Pada dasarnya hanya ingin tahu system dan data yang ada pada suatu system jaringan komputer yang dijadikan sasaran. Penyusup yang bertujuan seperti ini sering disebut dengan The Curius.
2.    Membuat sistem jaringan menjadi down, atau mengubah tampilan situs web. Penyusup yang mempunyai tujuan seperti ini sering disebut sebagai The Malicious
3.  Berusaha untuk menggunakan sumner daya di dalam sistem jaringan komputer untuk memperoleh popularitas. Penyusup seperti ini sering disebut sebagai The High-Profile Intruder.
4.   Ingin tahu data apa saja yang ada di dalam jaringan komputer untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Penyusup seperti ini sering disebut sebagai The Competition.

Kelemahan

Kelemahan menggambarkan seberapa kuat sistem keamanan suau jaringan komputer terhadap jaringan komputer yang lain, dan kemungkinan bagi seseorang untuk mendapat akses ilegal ke dalamnya.

Security Policy

Policy menyediakan kerangka-kerangkan untuk membuat keputusan yang spesifik, misalnya mekanisme apa yang akan digunakan untuk melindungi jaringan. Security Policy juga merupakan dasar untuk mengembangkan petunjuk pemrograman yang aman untuk diikuti user maupun bagi administrator sistem. Sebuah Security Policy. mencakup hal-hal seperti berikut:
1.  Deskripsi secara detail tentang lingkungan teknis dari situs, hukum yang berlaku, otoritas dari policy tersebut, dan filosofi dasar untuk digunakan pada saat menginterpretasikan policy tersebut.
2.  Analisa resiko yang mengidentifikasi resource dari jaringan, ancaman yang dihadapi oleh resource tersebut.
3.      Petunjuk bagi administrator sistem untuk mengelola sistem.
4.      Definisi bagi user tentang hal-hal yang boleh dilakukan.
5.      Petunjuk untuk kompromi terhadap media dan penerapan hukum yang ada.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan Secutity Policy antara lain adalah:
1.      Komitmen dari pengelola jaringan.
2.      Dukungan teknologi untuk menerapkan security policy tersebut.
3.      Keektifan penyebaran policy tersebut.
4.      Kesadaran semua user terhadap keamanan jaringan.

Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk mendukung keamanan jaringan antara lain:
1.      Authentikasi terhadap sistem.
2.      Audit sistem untuk akuntanbilitas dan rekonstruksi.
3.      Enkripsi terhadap sistem untuk penyimpanan dan pengiriman data penting.
4.      Tool-tool jaringan, misalnya firewall dan proxy.

Insiden Keamanan Jaringan

Insiden keamanan jaringan adalah suatu aktivitas terhadap suatu jaringan komputer yang memberikan dampak terhadap keamanan sistem yang secara langsung atau tidak bertentangan dengan security policy sistem tersebut. Secara garis besar, insiden dapat diklasifikasikan menjadi: probe, scan, account compromize, root compromize, packet sniffer, denial of service, exploitation of trust, malicious code, dan infrastructure attacks. Berikut ini akan dibahas mengenai jenis-­jenis insiden tersebut.

Probe

Sebuah probe dapat dikenali dari adanya usaha-usaha yang tidak lazim untuk memperoleh akses ke dalam suatu sistem atau untuk menemukan informasi tentang sistem tersebut. Salah satu contohnya adalah usaha untuk login ke dalam sebuah account yang tidak digunakan. Probing ini dapat dianalogikan sebagai usaha untuk memasuki sebuah ruangan yang dengan mencoba-coba apakah pintunya terkunci apa tidak.

Scan

Scan adalah kegiatan probe dalam jumlah yang besar dengan menggunakan tool secara otomatis. Tool tersebut secara otomatis dapat mengetahui port-port yang terbuka pada host lokal maupun host remote, IP address yang aktif, bahkan bisa untuk mengetahui sistem operasi yang digunakan pada host yang dituju. Contoh tool scaner adalah NMAP

Account Compromise

Account compromise adalah penggunaan account sebuah komputer secara ilegal oleh seseorang yang bukan pemilik acoount tersebut. Account compromise dapat mengakibatkan korban mengalami kehilangan atau kerusakan data. Sebuah insiden account compromise dapat berakibat lebih lanjut, yaitu terjadinya insiden root compromise, yang dapat menyebabkan kerusakan lebih besar.

Root Compromise

Root compromise mirip dengan accountcompromise, dengan perbedaan account yang digunakan secara ilegal adalah account yang mempunyai privilege sebagai administrator sistem. Istilah root diturunkan dari sebuah account pada sistem berbasis UNIX yang mempunyai privelege tidak terbatas. Penyusup yang berhasil melakukan root compromise dapat melakukan apa saja pada sistem yang menjadi korban, termasuk menjalankan program,mengubah kinerja system,dan menyembunyikan jejak penyusup.

Packet Sniffer

Packet Sniffer adalah suatu device, baik perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan untuk memperoleh informasi yang melewati jaringan komputer. Kegunaan dari packet sniffer adalah membuat NIC (Network Interface Card), contohnya Ethernet, dalam mode promiscuous sehingga dapat menangkap semua traffic dalam jaringan. Mode promiscuous adalah mode di mana semua workstation pada jaringan komputer “mendengar” semua traffic, tidak hanya traffic yang dialamatkan ke workstation itu sendiri. Jadi workstation pada mode promiscuous dapat “mendengarkan” traffic dalam jaringan yang dialamatkan kepada workstation lain.

Sebuah sniffer dapat berupa kombinasi dari perangkat lunak dan perangkat keras. Keberadaan sniffer di dalam jaringan sangat sulit untuk dideteksi karena sniffer adalah program aplikasi yang sangat pasif dan tidak membangkitkan apa-apa, dengan kata lain tidak meninggalkan jejak pada sistem.

Denial Of Service (Dos)

Sumber daya jaringan yang berharga antara lain komputer dan database, serta pelayanan-pelayanan (service) yang disediakan oleh organisasi pemilik jaringan. Kebanyakan user jaringan memanfaatkan pelayanan-pelayanan tersebut agar pekerjaan mereka menjadi efisien. Bila pelayanan ini tidak dapat dipergunakan karena sebab-sebab tertentu, maka tentu saja akann menyebabkan kehilangan produktivitas. Sulit untuk memperkirakan penyebab Denial Of Service. Berikut ini adalah contoh penyebab terjadinya Denial Of Service:
1.      Kemungkinan jaringan menjadi tidak berfungsi karena kebanjiran traffic.
2.      Kemungkinan ada virus yang menyebar dan menyebabkan sisten komputer menjadi lamban atau bahkan lumpuh.
3.      Kemungkinan device yang melindungi jaringan dirusak.

Eksploitasi Terhadap Kepercayaan

Seringkali komputer-komputer di dalam jaringan mempunyai hubungan kepercayaan antara satu dengan yang lain. Sebagai contoh, sebelum mengeksekusi perintah, komputer akan memeriksa suatu set dai file-file yang menspesifikasikan komputer lain yang ada di dalam jaringan tersebut yang diizinkan untuk menggunakan perintah tersebut. Bila penyerang dapat membuat identitas merka tersamar sehingga seolah-olah sedang menggunakan komputer yang dipercayai, mka penyerang tersebutakan dapat memperoleh akses ke komputer lain secara ilegal.

Malicious Code

Malicious code adalah suatu program yang bila dieksekusi akan menyebabkan sesuatu yang tidak diinginkan di dalam user. User sistem biasanya tidak memperhatikan program ini hingga ditemukan kerusakan. Yang termasuk malicious code adalah trojan horse, virus, dan worm. Trojan horse dan virus biasanya disusupkan ke dalam suatu file atau program. Worm adalah program yang dapat menduplikasikan diri dan menyebar tanpa intervensi manusia setelah program tersebut dijalankan. Virus juga mempunyai kemungkinan untuk menduplikasikan diri namun biasanya memerlukan intervensi dari user komputer untuk menyebar ke program atau sistem yang lain. Malicious code ini dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan data yang serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar