Pada awalnya
laporan keuangan hanya terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus
kas pertama kali ditetapkan sebagai bagian dari laporan keuangan pada tahun
1987 melalui SFAS No. 95 yang menghendaki laporan arus kas sebagai pengganti
laporan perubahan posisi keuangan dan sebagai bagian dari laporan keuangan.
Alasan utama keputusan FASB yang mengharuskan perusahaan menyediakan laporan
arus kas adalah keinginan untuk membantu para investor dan kreditor agar dapat
memprediksi arus kas masa depan dengan lebih baik.
Laporan arus kas
wajib untuk dilaporkan di Indonesia pada tahun 1994 melalui Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1, disebutkan bahwa perusahaan harus
menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian
laporan keuangan. Kebijakan ini tentu saja berkaitan dengan manfaat yang dapat
diambil para pemakai laporan keuangan khususnya investor dan kreditor.
Laporan arus kas
merupakan laporan keuangan yang menginformasikan jumlah arus kas masuk dan arus
kas keluar atau sumber dan pemakaian kas dalam suatu perusahaan. Investor dan
kreditor dapat memanfaatkan informasi arus kas untuk mengetahui mengenai
pengelolaan dan penggunaan kas dalam perusahaan tersebut, seperti yang
dinyatakan dalam PSAK No. 2 paragraf 2.
Kieso (2005)
menyatakan bahwa, informasi dalam laporan arus kas dapat membantu para
investor, kreditor, dan pihak lainnya menilai hal-hal berikut :
·
Kemampuan
entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
·
Kemampuan
entitas untuk membayar dividen dan memenuhi kewajibannya.
·
Penyebab
perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan operasi.
·
Transaksi
investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan non kas selama suatu periode.
Laporan arus kas
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1.
Arus
kas dari kegiatan operasi
Arus
kas operasi merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasi yang
dihasilkan akibat transaksi dan kejadian yang mempengaruhi laba operasional
baik dari produksi dan penjualan barang maupun persediaan.
2.
Arus
kas dari kegiatan investasi
Merupakan
arus kas dari kegiatan seperti pembelian dan penjualan surat-surat berharga,
pembelian dan penghentian berbagai aset seperti peralatan, tanah dan aset lain.
3. Arus
kas dari kegiatan pendanaan Arus kas pendanaan merupakan arus kas yang
dihasilkan dari penerbitan saham atau obligasi baru, pembayaran dividen,
pembelian kembali saham perusahaan, peminjaman utang maupun pelunasan utang.
Tidak seperti
laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak disiapkan dari neraca
saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya
berasal dari tiga sumber :
1.
Neraca
komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari
awal hingga akhir periode.
2.
Laporan
laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu penentuan jumlah kas yang
diterima atau digunakan oleh operasi selama periode berjalan.
3. Data
transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci yang dibutuhkan untuk
menentukan bagaimana kas diterima dan digunakan selama periode berjalan.
Informasi
tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan kas dan
setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan keputusan ekonomi suatu
perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian yang diperolehnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar